Gegara Perang, Pajak & Cukai Rokok, Inflasi RI Bisa Tembus 4%

Perang yang masih berlangsung di Ukraina akan memberikan dampak terhadap inflasi. Ditambah kenaikan tarif PPN dan cukai rokok, inflasi bisa melejit sampai 4%.

Harga minyak dunia kini sudah menembus US$ 130 per barel. Batu bara yang sebulan naik 89% menjadi US$ 425,65/ton di pasar ICE (Newcastle). Nikel melonjak 250% dalam dua hari berturut-turut mencapai di atas US$ 100.000 per ton. Tak hanya itu, sederet harga komoditas pangan juga alami kenaikan, khususnya gandum.

“Inflasi Indonesia dari prediksi awal untuk rata-rata 2,4% tahun ini kemungkinan besar melonjak jadi 4%,” kata Ekonom Bank UOB Indonesia Enrico Tanuwidjaja dalam program PROFIT CNBC Indonesia TV.

“Kita harus lihat , sumber inflasi. dampak PPN termasuk kenaikan cukai rokok 0,3-0,5%. Dampak hari raya dan lebaran cukup signifikan,” terangnya

Inflasi pada akhir 2021 tercatat 1,87%. Sementara pada Februari 2022, inflasi sudah naik menjadi 2%. Artinya sederet faktor tersebut bisa membuat inflasi di tanah air meningkat dua kali lipat.

Pemerintah dan BI diharapkan mampu menjaga agar lonjakan inflasi bisa diredam. Tingginya inflasi akan membuat daya beli masyarakat akhirnya tergerus. Apalagi kini masih tahap awal pemulihan.

Riset tersebut juga menunjukkan, setiap 1% peningkatan pada laju inflasi akan mengurangi pertumbuhan ekonomi sebesar 0,21%.

“Kenaikan inflasi berisiko untuk pemulihan demand,” tegasnya.

Bank Indonesia (BI) turut memantau ketat perkembangan tersebut agar bisa diantisipasi. Meskipun sejauh ini diyakini masih terkendali.

“Inflasi di domestik relatif masih terjaga meski imported inflasi perlu diwaspadai terutama dari harga komoditas,” kata Dody Budi Waluyo, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) kepada CNBC Indonesia.

Sumber: cnbcindonesia.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only