Dorong Elektrifikasi, Luhut Ingin PPN Mobil Listrik Jadi 1 Persen

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan berkeinginan memberikan pemotongan pajak pertambahan nilai (PPN) mobil listrik sebesar 10 persen, dari 11 persen menjadi 1 persen.

Usulan ini menyeruak di tengah isu pemberian subsidi untuk setiap pembelian kendaraan listrik baru di Indonesia. Hal ini guna mendorong percepatan era elektrifikasi kendaraan di Tanah Air salah satunya dengan subsidi senilai Rp7 juta untuk setiap pembelian sepeda motor listrik.

“Saya rasa untuk motor akan sekitar Rp7 juta. Dan mobil mungkin pengurangan pajaknya sekitar 10 persen. Saya bilang, jangan terlalu dipikirkan, buat sederhana saja,” kata Luhut di acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2023, Rabu (1/2).

Luhut menjelaskan dirinya sudah menggelar rapat terbatas di Kemenko Marves pada Senin (30/1). Dalam rapat tersebut hadir Menteri ESDM Arifin Tasrif hingga Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

Ia mengatakan pemerintah sudah merampungkam soal subsidi maupun insentif kendaraan listrik. Besaran subsidi motor tetap Rp7 juta seperti yang Luhut ungkap dalam beberapa waktu terakhir.

“Nanti yang mobil itu insentif dari 11 persen (pajak), kami bikin mungkin 1 persen, pajaknya. Subsidi, kan sama saja. Peraturan Menteri Keuangan (PMK)-nya minggu depan,” ujar dia.

Luhut menargetkan pangsa pasar kendaraan listrik di dalam negeri bisa meningkat menjadi 10 persen dari total penjualan kendaraan di Tanah Air setelah diguyur subsidi dan insentif pajak itu.

Untuk mencapai 10 persen pangsa pasar, penjualan kendaraan listrik harus mencapai 600 ribu untuk sepeda motor listrik dan 100 ribu untuk mobil listrik.

“Kami terus mendorong kendaraan listrik. Tahun 2023-2024 kami akan mendorong pangsa pasar 10 persen untuk EV (mobil listrik) dan motor listrik. Dengan begitu kita bisa mengurangi emisi dan impor BBM,” ujarnya.

Dalam paparannya, pada 2021 tercatat jumlah motor berbahan bakar bensin mencapai 118 juta unit dengan penjualan sebesar 6,5 juta unit per tahun dan konsumsi BBM mencapai 35,9 miliar liter per tahun.

Sementara, jumlah mobil konvensional mencapai 23 juta unit pada 2021 dengan penjualan sekitar 1 juta unit per tahun dan konsumsi BBM sebesar 34 miliar per tahun.

“Konsumsi BBM mencapai 70 miliar liter setahun. Bisa Anda bayangkan angka ini. Makanya kalau kita dorong 10 persen (kendaraan listrik), kita akan bisa mengurangi konsumsi BBM,” ujarnya.

Luhut mengatakan pemerintah akan terus melakukan upaya untuk mempercepat adopsi kendaraan listrik dalam lima hingga 10 tahun ke depan. Menurut dia hal ini juga akan turut mendukung kebijakan pemanfaatan minyak kelapa sawit yang diproyeksikan akan dapat digunakan sebagai bahan bakar pada 2040-2045 nanti.

“Kita akan memproduksi 100 ribu ton minyak sawit per tahun pada 2040-2045, di mana 30 persennya kita gunakan untuk makanan dan 70 persennya akan jadi energi,” tutur Luhut.

“Ini juga akan mengurangi atau mungkin kita tidak akan lagi mengimpor energi dari negara manapun. Itu akan membuat Indonesia semakin berdaulat,” pungkasnya.

Sumber: cnnindonesia.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only