Samin Surosentiko Berjuang Menolak Pajak, Pengamat Sayangkan Pejabat Malah Mangkir Bayar Pajak

Jakarta. Pendiri Social Movement Institute, Eko Prasetyo, menyebut Samin Surosentiko berjuang dengan menolak membayar pajak pada zaman kolonial. Hal tersebut berbeda dengan masyarakat hari ini yang patuh membayar pajak. Namun, dia menyayangkan kondisi tersebut kontradiktif dengan para pejabat negara yang justru mangkir dari kewajiban membayar pajak.

“Samin berjuang tidak bayar pajak, berjuang melawan ketidakadilan. Kita bayar pajak, pejabat negara malah tidak bayar pajak,” kata Eko dalam acara peresmian Pendopo Pengayoman Samin Surosentiko di Ploso Kediren, Randublatung, Blora, Jawa Tengah, Rabu, 15 Maret 2023.

Menurut dia, hal tersebut kontradiktif dengan tujuan negara untuk memakmurkan rakyat seperti tertuang dalam Pembukaan UUD 1945. Namun, lanjut Eko, tujuan untuk memakmurkan rakyat itu kini ditafsirkan secara sempit dengan ideologi pembangunanisme. “Pokoknya cara pemerintah memakmurkan bangun sebanyak-banyaknya, banyak jalan tol, tetapi rakyat tetap harus membayar.”

Salah satu korban dari kebijakan tersebut, lanjut Eko, adalah masyarakat Samin itu sendiri. Menurut dia, pemerintah berusaha membangun industri semen di lahan pertanian yang selama ini menjadi ladang penghidupan masyarakat Samin.

“Saya belajar dari Sedulur Sikep bahwa kebutuhan rakyat bukan hanya berdirinya bangunan, tetapi bagaimana alam melindungi dan memasyarakat. Pabrik bisa mengikis kekayaan lingkungan, terutama mata air yang dikeruk,” katanya.

Eko menyebut kaum Samin lebih mementingkan kekayaan alam dibandingkan pabrik semen. Dia menceritakan kisah seorang Sedulur Sikep yang menolak segepok uang demi mempertahankan mata air di depan rumahnya.

“Kalau dia ambil uang itu, pemandangan mata air itu hilang, anak cucunya tidak bisa melihat pemandangan itu. Kalau uang itu dia tolak, dia tetap bisa lihat pemandangan itu. Mata air itu lebih mahal dari uang. Hidup ini tidak diukur dengan uang,” kata Eko.

Eko menegaskan gerakan Samin menolak ketidakadilan. Eko menyebut pada zaman kolonial, Samin berhadapan dengan ketidakadilan dalam pajak dan hukum. Namun sekarang, justru lebih banyak lagi ketidakadilan, termasuk ketidakadilan lingkungan.

“Samin mendorong agar lingkungan dipertahankan agar pembangunan tidak hanya fisik saja, tetapi juga lingkungan agar dapat diwariskan kepada anak cucu,” ujar Eko.

Sumber : tempo.co

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only