Ekonomi Global Dibayangi Ketidakpastian, Sri Mulyani: APBN 2023 Dirancang Konservatif, tapi …

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkap strategi dalam menghadapi perekonomian global yang masih dibayangi ketidakpastian. Salah satunya, kata dia, merancang Anggaran Pendapatan Belanda Negara atau APBN yang sangat konservati.

“Namun tetap memberikan ruang yang memadai untuk berperan sebagai shock absorber,“ ujar dia dalam konferensi pers hasil rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di LPS Learning Center, Gedung Pasific Century Place, Jakarta Barat, pada Senin, 8 Mei 2023.

Menurut dia, kinerja penerimaan APBN masih sesuai target meskipun dihadapkan pada tren moderasi harga komoditas global. Pemerintah, kata Sri Mulyani, masih akan mengoptimalkan peran APBN sebagai peredam gejolak global untuk menjaga momentum percepatan pertumbuhan ekonomi nasional.

Untuk mengatasi gejolak harga pangan di awal tahun 2023, berbagai upaya pengendalian harga terus dilakukan bersama-sama dengan Bank Indonesia atau BI. Pemerintah juga melakukan perluasan program perlindungan sosial. 

“Bantuan yang diberikan berupa beras bagi 21,3 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM),” tutur Sri Mulyani.

Selain itu, untuk membantu masyarakat miskin dalam memenuhi kebutuhan gizi khususnya protein, diberikan bantuan berupa paket daging ayam dan telur bagi 1,4 juta KPM dengan balita stunting. “Alokasi anggaran sebesar Rp 8,2 triliun untuk bantuan pangan tersebut akan disalurkan di bulan Maret-Mei 2023. 

Bendahara negara menuturkan kinerja APBN pada kuarta pertama tetap positif. Menurut dia, hal itu ditandai dengan kinerja pendapatan negara yang tumbuh cukup tinggi dan realisasi belanja yang mampu menopang pemulihan ekonomi.

Iklan

“Realisasi pendapatan negara selama kuartal pertama 2023 mencapai Rp 647,15 triliun atau 26,27 persen dari target APBN dan tumbuh sebesar 28,98 persen year on year (yoy),” ujar dia.

Sementara pada periode yang sama penyerapan belanja negara mencapai Rp 518,66 triliun (16,94 persen dari Pagu APBN) atau tumbuh 6,7 persen YoY. Posisi fiskal Pemerintah relatif kuat, tercermin dari surplus pada keseimbangan primer sebesar Rp228,76 triliun.

“Dan surplus keseimbangan fiskal sebesar Rp 128,50 triliun, ekivalen dengan 0,61 persen PDB (produk domestik bruto),” ucap Sri Mulyani. 

Sumber: tempo.co

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only