Indef: Insentif Pajak Hanya Berpengaruh Kecil Buat Dorong Investasi

Direktur Eksekutif Insitute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menyebut, pengucuran insentif pajak hanya berpengaruh kecil untuk mendorong investasi. Pasalnya, investor bukan melihat insentif ketika ingin berinvestasi, tetapi potensi market.

Selain itu, hambatan akan tetap ada karena Indonesia punya aturan yang melarang banyak komoditas ekspor dalam bentuk bahan mentah. Itu menyebabkan investor secara mau tidak mau atau akhirnya terpaksa berinvestasi di negara kita.

“Karena kan mereka punya ketergantungan untuk industri mereka soal bahan baku. Jadi mereka buru-buru untuk berinvestasi di sini ketimbang mereka mengalami kesulitan karena harga tinggi,” ujar Tauhid kepada Kontan.co.id, Minggu (4/6).

Jadi, bagi dia, insentif pajak berdampak kecil karena hanya sebatas menjadi stabilizer, bukan sebagai faktor utama.

Sehingga untuk meningkatkan investasi di tahun 2023, Tauhid mengatakan bahwa pemerintah perlu melakukan stabilisasi politik karena di masa-masa tahun politik, ada sektor-sektor tertentu yang pergerakannya butuh kepastian dari visi misi presiden baru sehingga akan ada penundaan.

“Namun, kalau untuk sektor-sektor utama seperti otomotif, itu kan tidak terpengaruh. Tapi hilirisasi, IKN, itu kan butuh kepastian presidennya nanti siapa. Untuk sektor yang basic ini, saya kira enggak,” timpal dia.

Kemudian, pemerintah perlu memperkuat kepastian hukum karena hingga sekarang persoalan hukum kita masih tarik ulur. Masalah ini perlu diperbaiki, termasuk untuk beberapa undang-undang yang sudah direvisi, misalnya undang-undang migas dan sebagainya yang bisa menarik investasi.

Sebelumnya, Badan Kepala Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemkeu) optimistis investasi di 2024 akan berjalan lancar meski memasuki tahun pemilu.

Salah satunya karena Indonesia berusaha memastikan Sumber Daya Alam (SDA) yang ada didorong untuk memberikan multiplier effect besar.

Di samping itu, tahun depan insentif pajak bakal diguyur deras, terutama untuk sektor-sektor pionir seperti hilirisasi dan otomotif.

Sumber : nasional.kontan.co.id

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only