Sri Mulyani: Penerimaan Pajak April Mengalami Perlambatan

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mencatat realisasi penerimaan pajak hingga April mengalami perlambatan. “Sampai akhir April Rp 624,19 triliun artinya 31,8 persen dari target APBN,” ujar Sri Mulyani dalam konfrensi pers di kantor Kementerian Keuangan, 27 Mei 2024.

Penyumbang terbesar dari pajak adalah pajak penghasilan atau PPh non migas yakni Rp 377 triliun. Sri Mulyani mengatakan penerimaan masih sesuai jalur, tapi grossnya secara bruto menurun 5,43 persen. Penurunan menurut dia sejalan dengan penurunan PPh tahunan badan karena penurunan profit terutama pada sektor-sektor komoditas.

Pajak pertambahan nilai atau PPN dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah atau PPnBM terbanyak ke dua, hingga April nilainya telah mencapai Rp 218,50 triliun.

Pajak bumi dan bangunan atau PBB dan pajak lainnya Rp 3,87 triliun. Atau menurun 22,5 persen.

Pajak penghasilan migas sebesar Rp 24,1 triliun. Mengalami penurunan 23,24 persen. Sri Mulyani mengatakan minusnya penerimaan sejalan dengan semakin turunya lifting migas.

Sementara itu, penerimaan Bea dan Cukai tumbuh 1,3 persen secara tahunan atau year on year. Total penerimaan kepabeanan dan Cukai sebesar Rp 95,7 triliun. Terbagi atas bea masuk Rp 15,7 trilun, bea keluar Rp 5,8 triliun dan penerimaan terbanyak pada cukai sebesar Rp 74,2 triliun. Penerimaan Cukai mengalami penurunan 0,5 persen secara tahunan akibat turunnya cukai hasil tembakau.

Sumber : bisnis.tempo.co

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only