BUMN Transformasi Besar-besaran Lima Ekosistem

Jakarta, Beritasatu.com– Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mempercepat transformasi besar-besaran di tubuh BUMN dengan fokus memperbaiki lima ekosistem Key Performance Indicator (KPI).

“BUMN sejak awal harus melakukan transformasi secara total. Perbaikan lima KPI yang kita lakukan, sebelumnya tidak terpikir Covid-19. Tapi, dengan adanya Covid-19 justru mempercepat transformasi di BUMN,” kata Menteri BUMN Erick Thohir di acara Investor Daily Summit 2021, Kamis (15/7/2021).

Transformasi yang pertama, Erick ingin memastikan BUMN tetap sehat secara korporasi, tetapi public service obligation (PSO) juga terus terjaga. Menurut dia, hal ini tidak mudah apalagi jika melihat profit BUMN yang lebih kecil dibanding swasta. Namun, jika investor melihat sisi PSO yang dilakukan BUMN seperti pembukaan Rumah Sakit Modular, suplai pengadaan obat kepada TNI, dan lain-lain, maka value tersebut seharusnya diapresiasi dengan nilai lain. “Kedua, kita juga terus membangun BUMN kembali pada core business atau expertise-nya bukan “palugada”. Apa lu mau gua ada. Ini di era kita harus kembali punya expertise. Karena itu, kita terus membangun ekosistem BUMN yang kita harapkan dengan perbaikan supply chain yang baik, kita bisa menjadi champion-champion baru di klaster BUMN,” imbuh Erick.

Hal lain yang juga perlu diperhatikan pada era sekarang adalah inovasi dan digitalisasi. Erick pun terus mendorong agar BUMN melakukan inovasi dan digitalisasi. Termasuk mengembalikan research and development (RnD) kepada pihak yang mengerti dalam hal ini universitas-universitas terbaik dan pihak-pihak baik dalam negeri maupun luar negeri. Dalam peningkatan investasi, ia juga mencermati, pentingnya kepastian sustainability dalam berinvestasi terlebih dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.

Untuk itu, BUMN harus menciptakan model bisnis baru agar seluruh kegiatan di BUMN memiliki bottom lines yang sehat. Bukan yang selama ini terkenal sebagai BUMN project based.

Transformasi terakhir mengarah pada human capital yang dalam setahun ini terus dilakukan. Salah satunya, mewujudkan para pimpinan wanita di BUMN pada 2021 ini mencapai 15% dan 2023 sebesar 25%. Bagi Erick hal ini menjadi bagian penting dari check and balance sekaligus sebagai gender equality. “Kita juga banyak mengangkat direksi-direksi muda di BUMN dan banyak dari mereka berasal dari para huge champion yang profesional dan bagus di tempat lain. Kita meng-hire banyak profesional dari swasta dan multinasional, tetapi yang tidak kalah penting bagaiamana terus membangun talent full di BUMN,” ujarnya.

Sebab, ia menargetkan 10% talent muda di bawah usia 42 tahun masuk jajaran direksi dan mendorong para direktur utama BUMN agar menjadi mentor. Karenanya, BUMN membentuk classroom khusus bagi komisaris, chief financial officer (CFO), dan chief executive officer (CEO) untuk keberhasilan transformasi human capital ini. Di samping itu, pihaknya juga memperbaiki supply chain di antara kedua wakil menteri.

Kemudian melakukan sinergi antara energi dan migas menjadi satu cluster grup yaitu PLN, Pertamina, dan Minerba. PT Perkebunan Nusantara (PT PN) dan Perhutani juga menjadi satu ekosistem. Pangan dan pupuk yang sebelumnya terpisah menjadi satu supply chain. Lalu di sektor kesehatan, BUMN mensinergikan farmasi dan RS BUMN yang selama ini tidak memiliki value akibat tidak pernah dikelola secara profesional dengan kualitas yang baik. “Manufacturing juga kita jadikan satu grup. Jasa keuangan kita jadikan satu grup, jasa asuransi dan dana pensiun menjadi satu grup. Telkomunikasi dan media menjadi satu klaster. Infrastruktur dan logistik menjadi satu klaster serta penggabungan airport, pesawat terbang, hotel-hotel menjadi satu klaster pariwisata dan pendukung,” papar Erick.

Semua itu dilakukan untuk perbaikan pada tiga hal. Pertama, Erick menyadari bahwa BUMN lemah pada sisi supply chain yang menyebabkan biaya logsitik di Indonesia menjadi mahal. Karena itu, BUMN harus kembali kepada competitiveness. Mengingat, Indonesia memiliki market dan SDA yang kuat. Sehingga cluster-cluster ini harus dipastikan dapat bersaing di pasar terbuka seperti Bank Himbara. Sekarang Bank Himbara kuat setelah BRI di-refocusing kepada ultramikro. Kemudian disinergikan dengan PT PNM-Pegadaian untuk memastikan UMKM Indonesia mendapat bunga yang layak. Selain itu, ia juga menggabungkan Bank Syariah di BUMN.

Hasilnya, kini bank syariah masuk daftar tujuh tertinggi dengan nilai aset Rp 220 triliun. “BTN kita refocusing menjadi mortgage bank. Banyak sekali kebutuhan rumah yang diperlukan bangsa dan generasi sekarang ini. BTN harus leading jadi mortgage bank. Kita juga terus lakukan hal-hal lain di setiap cluster karena kita ingin cluster-cluster di BUMN ini sehat berkompetisi,” tegas Erick.

Ia mengingatkan, dalam 10 tahun terakhir BUMN sudah berkontribusi sebesar Rp 3.290 triliun yang terdiri dari pajak Rp 1.800 triliun, PNBP Rp 1080 triliun dan dividen yang lebih dari Rp 347 triliun. Ini merupakan kontribusi BUMN kepada negeri. “Kita beri dividen, kita beri kesehatan kepada negara karena program-program ini dan dana-dana ini dibutuhkan kembali oleh negara untuk public service obligation terutama transformasi KPI ekosistem,” tutup Erick.

Sumber: beritasatu.com, Jumat 16 Juli 2021

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only