Maaf Pak Jokowi, Target Kemiskinan 9% di 2022 Sulit Dicapai

Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Jokowi menargetkan angka kemiskinan turun di tahun 2022 mendatang ke angka 8,5% hingga 9%. Namun, Wakil Direktur Institute for Development of Economic and Finance (Indef), Eko Listiyanto menilai target tersebut terlalu ambisius di tengah kondisi ekonomi yang tidak pasti.

“Kemiskinan masih 10% angkanya saat ini, target 8,5%-9,0% mungkin dugaan saya masih agak sulit di 2022, tapi kalo mau optimis distribusi bansos saya rasa 2022 masih cukup besar alokasinya dan harus tepat sasaran sentuh ke masy yg daya beli terpuruk,” kata Eko dalam diskusi Publik Indef, Selasa (17/8/21).

Saat ini pembatasan sosial masih terjadi di banyak sektor non kritikal maupun non esensial. Banyaknya sektor yang tidak bisa berjalan sebagaimana mestinya membuat pemulihan berjalan lebih sulit.

“Kemiskinan tergantung recovery ekonomi, kalau bisa tarik kecepatannya di Q4 bisa pulih, mungkin kondisi lebih baik, tapi kalau menunggu di 2022 kemungkinan masih susah dicapai,” sebutnya.

Sebelumnya, dalam dalam nota keuangan di DPR, Senin (16/8/2021) Jokowi yakin angka kemiskinan bisa ditekan.

“Tingkat kemiskinan di kisaran 8,5-9,0%, dengan penekanan pada penurunan kemiskinan ekstrem. Tingkat ketimpangan, rasio gini di kisaran 0,376-0,378, serta indeks pembangunan manusia di kisaran 73,41-73,46” katanya.

Untuk mencapai sasaran tersebut, kata Jokowi, diperlukan peningkatan pendapatan negara pada 2022 menjadi sebesar Rp 1.840,7 triliun, yang terdiri dari penerimaan perpajakan sebesar Rp 1.506,9 triliun dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp 333,2 triliun.

“Mobilisasi pendapatan negara dilakukan dalam bentuk optimalisasi penerimaan pajak maupun reformasi pengelolaan PNBP,” tuturnya.

Sumber: CNBC Indonesia, Selasa 17 Agustus 2021

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only