Kritik Darmin: Sejak 2005, Target Pajak Tak Pernah Tercapai!

Jakarta – Mantan Menko Perekonomian yang juga merupakan mantan Dirjen Pajak, Darmin Nasution mengungkapkan alasan di balik target penerimaan pajak di Indonesia tidak pernah tercapai. Hal ini karena kinerja DJP yang selalu tidak mengalami perbaikan.

Darmin mengungkapkan setelah tahun 2005, target penerimaan pajak selalu tidak pernah tercapai dari target APBN dan APBN Perubahan (APBNP). Hal ini, kata Darmin karena kinerja Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang memang selalu tidak memadai.

“Setelah tahun 2005, target penerimaan tidak pernah tercapai dari target APBN dan APBNP-nya. Saya cenderung melihat dari kapasitas DJP. […] Ada lebih besar karena kapasitas DJP tidak membaik,” jelas Darmin saat melakukan rapat panja RUU KUP bersama Komisi XI, Rabu (7/7/2021).

Oleh karena itu, Darmin mengusulkan agar kinerja DJP juga harus masuk di dalam perubahan kelima Undang-Undang No.6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum Perpajakan (KUP).

Darmin menjelaskan wajib pajak memang terus naik sejak 2007-2009, namun secara nominal besarannya tidak cukup besar kenaikannya. Sehingga tidak mampu melahirkan penerimaan pajak yang besar.

“Tapi agak repot gimana memasukkannya, gimana pasalnya. Tapi saya rasa dua sampai tiga pasal cukup dirumuskan,” ujarnya lagi.

Berikut data realisasi penerimaan sejak 2009 sampai 2020 :

2009: Realisasi Rp 545 triliun atau 94,5% dari target Rp 577 triliun. Shortfall Rp 32 triliun.

2010: Realisasi Rp 628 triliun atau 94,9% dari target Rp 662 triliun. Shortfall Rp 34 triliun.

2011: Realisasi Rp 743 triliun atau 97,3% dari target Rp 764 triliun. Shortfall Rp 21 triliun.

2012: Realisasi Rp 836 triliun atau 94,5% dari target Rp 885 triliun. Shortfall Rp 49 triliun.

2013: Realisasi Rp 921 triliun atau 92,6% dari target Rp 995 triliun. Shortfall Rp 74 triliun.

2014: Realisasi Rp 985 triliun atau 91,9% dari target Rp 1.072 triliun. Shortfall Rp 87 triliun.

2015: Realisasi Rp 1.055 triliun atau 81,5% dari target Rp 1.294 triliun. Shortfall Rp 239 triliun.

2016: Realisasi Rp 1.283 triliun atau 83,4% dari target Rp 1.539 triliun. Shortfall Rp 256 triliun.

2017: Realisasi Rp 1.147 triliun atau 89,4% dari target Rp 1.283 triliun. Shortfall Rp 136 triliun.

2018: Realisasi Rp 1.315,9 triliun atau 92% dari target Rp 1.424 triliun. Shortfall Rp 108 triliun.

2019: Realisasi Rp 1.332,1 triliun atau 84,4% dari target Rp 1.577,6 triliun. Shortfall Rp 245,5 triliun.

2020: Realisasi Rp 1.069,98 triliun atau 89,25% dari target sebesar Rp 1.198,8 triliun. Shortfall Rp 128,8 triliun.

Sumber : CNBC Indonesia

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only