Cerita Sri Mulyani yang Tak Menyangka 2021 Bakal Begini

Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku tak pernah membayangkan jika tahun ini Covid-19 di Indonesia makin melonjak. Terutama dengan munculnya banyak varian baru Covid-19.

Menurutnya, pada tahun lalu saat menyusun APBN 2021, pemerintah optimis bahwa tahun ini akan menjadi fase pemulihan perekonomian dari Covid-19. Sehingga pertumbuhan ekonomi dipatok cukup tinggi kembali ke 5%.

Namun pada awal tahun petaka muncul yaitu varian baru virus yang lebih ganas. Salah satunya delta yang penularannya lebih cepat berkali-kali lipat dibandingkan virus Corona aslinya.

“Oktober tahun lalu kita melihat proyeksi PDB di India bisa double digit tinggi, karena belum ada varian delta. Delta terjadi di India Maret 2021 dan sekarang meluas ke 96 negara. Itu yang tidak terlihat pada saat kita membuat APBN 2021,” kata Sri Mulyani.

“Dalam proses recovery untuk 2021, KEM PPKF defisit 3,21-4,17% karena waktu itu kita membayangkan 2021 itu recovery yang non stop kuat tidak ada kemudian yang muncul varian alpha hingga delta. Sehingga ketika kita bahas dengan DPR, defisit jadi 5,7%,”

Kondisi ini dinilai membuat pertumbuhan ekonomi di tahun ini akan meleset dari target, di mana perekonomian sepanjang tahun di revisi hanya bisa tercapai 3,7%-4,5%. Apalagi saat ini tengah dilakukan kembali pengetatan mobilitas melalui kebijakan PPKM Mikro Darurat.

Dengan kebijakan ini, APBN diharuskan bekerja sangat fleksibel dan responsif terutama untuk membantu masyarakat miskin di tengah PPKM darurat. Seperti melanjutkan memberikan bantuan sosial bagi masyarakat hingga pelaku usaha.

Ini adalah pilihan sulit yang harus dilakukan pemerintah saat terjadi kenaikan kasus. Di mana harus terus mencari keseimbangan antara kesehatan dan perekonomian serta sosial ekonomi.

“Dinamika ini yang selalu dihadapkan pada kami sebagai pengelola kebijakan fiskal. APBN mencoba melakukan fungsi ini secara terus menerus, secara seimbang dan responsif. Penyebaran covid akan menjadi cermin driver force dan bagaimana menjaga dan memberikan proteksi sosial terutama ke masyarakat yang akan terdampak apabila pengetatan mobilitas terjadi,” jelasnya.

Sumber : CNBC Indonesia 

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only