Jakarta: Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan industri pengolahan nonmigas atau manufaktur menjadi motor utama penggerak pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2021 yang tercatat sebesar 7,07 persen.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan industri manufaktur tumbuh 6,91 dan berkontribusi sebesar 17,4 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Apabila digabung dengan pengolahan migas maka kontribusinya sebesar 19,29 persen.
“Industri manufaktur memberikan kontribusi terbesar. Kalau kita lihat pertumbuhan ekonomi nasional ini sangat baik seiring dengan pertumbuhan sektor manufaktur,” kata Agus dalam konferensi pers virtual, Kamis, 5 Agustus 2021.
Lima subsektor manufaktur disumbang dari industri makanan dan makanan yang berkontribusi sebesar 6,6 persen; industri kimia, farmasi dan obat tradisional 1,96 persen; industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik dan peralatan listrik 1,57 persen; industri alat angkutan 1,46 persen; serta industri tekstil dan pakaian 1,05 persen.
Sementara secara keseluruhan sektor industri berkontribusi sebesar 1,5 persen dari pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal kedua. Ke depannya, lanjut Agus, untuk memastikan industri tetap memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian nasional maka stimulus dari pemerintah menjadi kunci.
Pemerintah telah memberikan insentif pembebasan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) dan juga pajak pertambahan nilai (PPN) ditanggung pemerintah bagi sektor properti.
“Jadi pada dasarnya kebijakan fiskal dan nonfiskal akan kita kedepankan,” jelas Agus.
Sumber: medcom.id, Kamis 5 Agustus 2021