Jakarta, CNBC Indonesia – Ekonom INDEF Abra El Talattov menilai target pendapatan negara, terutama dari sisi pajak, dalam RAPBN 2022 tergolong ambisius. Penilaian itu disampaikan Abra dalam program Closing Bell CNBC Indonesia, Rabu (18/08/2021).
Menurut dia, pendapatan negara erat kaitannya dengan pemulihan ekonomi nasional yang bergantung kepada penanganan pandemi Covid-19. Pemulihan ekonomi nasional jadi tantangan di tengah angka pengangguran tinggi disertai berkurangnya lapangan kerja imbas pandemi tersebut.
Sedangkan, menurut Abra, dari tahun 2014 hingga 2022 rata-rata pertumbuhan penerima pajak di tanah air setiap tahunnya hanya berkisar 2,9% dalam kondisi normal tanpa adanya pandemi seperti saat sekarang ini
“Tetapi ini dalam situasi fase pemulihan. Pemerintah justru tadi, karena kebijakannya konsolidatif, implikasinya target pertumbuhan penerimaan perpajakannya itu sampai 8,4% ya memang kita katakan cukup ambisius juga,” ujar Abra.
Abra juga mengatakan dengan target tersebut, pemerintah ingin memberikan sinyal positif terhadap pasar bahwa pertumbuhan ekonomi pada tahun depan akan mengalami fase pemulihan. Namun di sisi lain secara agresif pemerintah akan menggenjot belanja negara yang ditopang dengan penerimaan perpajakan.
Dalam kondisi pandemi saat ini, Abra bilang penerimaan negara bisa terancam tidak sesuai harapan serta ekspektasi pemerintah. Semua itu didorong dengan tingkat pengangguran yang meningkat serta lapangan pekerjaan yang kian mengecil sehingga daya bayar masyarakat terhadap pajak akan semakin tertekan.
Dalam RAPBN 2022, pendapatan negara ditargetkan sebesar Rp 1.840,7 triliun, meningkat 6,05% dibandingkan pada outlook APBN 2021 yang sebesar Rp 1.735,7 triliun. Sementara target penerimaan pajak sebesar Rp 1.262,9 triliun atau naik 10,5% dibandingkan dengan outlook APBN 2021 yang sebesar Rp 1.142,5 triliun.
Sumber: CNBC Indonesia, Kamis 19 Agustus 2021
Leave a Reply