SMRA Raih 75% Target

Bisnis, JAKARTA — Sepanjang semester I/2021, emiten properti, PT Summarecon Agung Tbk., membukukan pendapatan prapenjualan atau marketing sales senilai Rp3 triliun atau 75% dari target tahun ini senilai.

Skema pembayaran yang paling banyak dipilih pelanggan Summarecon pada semester I/2021 didominasi oleh pembayaran tunai bertahap sebesar 48%.

Selanjutnya, jumlah pelanggan yang menggunakan fasi-litas kredit pemilikan rumah (KPR) meningkat menjadi sekitar 31% dibandingkan de-ngan periode yang sama tahun lalu 25%. Sisanya, pelanggan menggunakan pembayaran tunai sekitar 21%.

Direktur Utama Summarecon Agung Adrianto Adhi menyatakan optimistis target marketing sales yang dipasang bisa tercapai hingga akhir tahun. Hal itu akan ditopang oleh sejumlah insentif yang diberikan pemerintah untuk sektor properti.

Adapun, pemerintah telah memperpanjang pemberian insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Ditanggung Pemerintah (DTP) untuk pembelian rumah tapak dan unit hunian rumah susun hingga Desember 2021. 

Di samping itu, emiten dengan kode saham SMRA tersebut masih memiliki stok properti yang akan disalurkan hingga akhir tahun dengan nilai setidaknya Rp1,2 triliun yang dapat dibeli menggunakan skema PPN 0%.

Untuk mencapai target marketing sales senilai Rp4 triliun tahun ini, Adrianto mengungkapkan bakal ada beberapa produk baru yang diluncurkan di proyek town-shipexisting milik perseroan. 

SMRA juga bakal fokus pada penjualan produk Rp1 miliar—Rp2 miliar dalam rangka memanfaatkan stimulus PPN 0% dari pemerintah.

Direktur Summarecon Agung Lydia Tjio menambahkan perseroan juga terus menggencarkan promosi lewat media digital. 

Adapun, launching produk dari Summarecon Agung disebut sudah dilakukan secara virtual walaupun penjualan harian tetap menyediakan in house marketing berupa show unit.

“Kamis udah memanfaatkan digital marketing sejak 2020. Tapi, konsumen yang ingin datang ke showunit masih kami akomodasikan tentunya dengan protokol kesehatan,” kata Lydia.

Contohnya, ketika peluncuran Summarecon Bogor secara daring pada 2020, pembeli masuk lewat jalur digital hanya sebanyak 30%—40%.

Sumber: ortax.org (Harian Bisnis Indonesia), Rabu 25 Agustus 2021

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only