Insentif pajak terbukti efektif dorong penyaluran KKB dan KPR di perbankan

 Insentif pajak diberikan pemerintah untuk sektor otomotif dan properti rupanya cukup terbukti efektif mendorong tingkat konsumsi masyarakat. Itu tercermin dari penyaluran Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) dan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) yang tumbuh cukup bagus dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Perbankan menilai insentif pajak itu merupakan faktor utama yang mendorong penyaluran KKB dan KPR hingga Agustus, lalu ditambah dengan faktir suku bunga rendah dan pelonggaran loan to value (LTV) yang memungkinkan orang membeli kendaraan dan membeli rumah baik ruah pertama dan seterusnya tanpa uang muka. 

Keputusan pemerintah untuk kembali memperpanjang insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) properti dan Pajak Penjualan Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) untuk mobil dari sebelumnya berlaku bingga Agustus menjadi sampai Desember 2021 dinilai akan semakin mendorong KKB dan KPR hingga akhir tahun. 

PT Bank Mandiri Tbk misalnya sudah merasakan dampak insentif pajak tersebut. Per Agustus 2021, pembiayaan baru untuk mobil di bank ini sudah mencapai hampir mencapai Rp 12 triliun atau meningkat 23,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy) yakni Rp 9,51 triliun. 

PPnBM DTP 100% berlaku untuk mobil kapasitas 1.500 cc, PPnBM DTP 50% untuk mobil 4×2 dengan kapasitas mesin di atas 1.500 cc hingga 2.500 cc, diskon pajak 25% untuk mobil 4×4 dengan kapasitas mesin di atas 1.500 cc sampai dengan 2.500 cc. 

EVP Consumer Loans Bank Mandiri Ignatius Susatyo Wijoyo menjelaskan, faktor utama yang mendorong kenaikan tersebut adalah insentif PPnBM. Insentif ini membuat harga kendaraan menjadi lebih murah 10%. 

“Selain menurunkan harga untuk kendaraan yang masuk syarat, insentif itu juga dijadikan prinsipel sebagai kesempatan untuk merilis diskon buat mobil yang tidak masuk syarat seperti Pajero. Ini membantu mendorong penjualan,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Senin (27/9).

Selain itu, lanjut Satyo, penurunan bunga acuan Bank Indonesia (BI) dan pelonggaran LTV juga turut mendorong kenaikan pembiayaan KKB tersebut. 

Dengan perpanjangan insentif PPnBM sampai ujung tahun,  Bank Mandiri optimis pertumbuhan penyaluran KKB baru akan semakin kencang. 

Apalagi, asosiasi telah menargetkan penjualan mobil tahun ini bisa mencapai 750.000. 

Jika sebelum perpanjangan PPnBM, Bank Mandiri hanya menargetkan booking baru KKB tumbuh 18%  tahun ini dari Rp 12,4 triliun tahun 2020. 

Namun, adanya perpanjangan sampai Desember mendatang membuat perseroan optimis bisa mencetak pertubuhan booking baru di atas 40%. 

Lebih lanjut, Satyo menyakini kualitas KKB Bank Mandiri ke depan akan lebih baik. Sebab menurutnya, nasabah yang membeli mobil sejak pertengahan tahun lalu hingga tahun ini adalah mereka yang memiliki kondisi financial bagus. 

Jika di tengah kondisi pandemi mereka mengajuk kredit dana melakukan angsuran maka di saat ekonomi membaik maka keungan nasabah baru KKB ini juga akan semakin membaik. 

Sementara penyaluran baru KPR Bank Mandiri hingga Agustus tercatat 66% YoY hingga Agustus 2021.  Kenaikan tinggi tersebut memang lantaran membandingkan dengan kondisi pada Agustus 2020 yang penyaluran baru sangat drop. Namun, atyo bilang, booking baru KPR perseroan saat ini sudah kembali pada posisi tahun 2019. 

Untuk memacu penyaluran KKB dan KPR sampai akhir tahun, Bank Mandiri masih akan terus melakukan berbagi strategi. Bertepatan pada ulang tahunnya pada 2 Oktober mendatang, bank pelat merah ini akan meluncurkan promo bunga KPR dan KKB sangat murah. 

“Kami juga akan melakukan pameran virtual beramsa Rumah 123,” kata Satyo.

Satyo menilai, tahun ini merupakan waktu yang tepa untuk membeli kendaraan dan rumah karena bunga cukup murah dan ditambah dengan diskon harga karena adanya insentif pajak.  Sementara tahun depan, kredit konsumer diperkirakan akan menghadapi tantangan dari suku bunga. 

“Tahun depan, AS akan mulai tapering sehingga akan berdampak pada kenaikan suku bunga di Indonesia,” pungkasnya. 

PT Bank CIMB Niaga Tbk juga mencatatkan hal serupa. Per Agustus 2021, KKB bank ini yang disalurkan lewat CNAF tumbuh sebesar 14% yoy. 

Lani Darmawan, Direktur Konsumer CIMB Niaga mengatakan, pihaknya menyambut baik perpanjangan insentif yang dilakukan pemerintah karena itu diyakini akan sangat membantu dalam mendorong penjualana kendaraan baru. 

“Dengan perpanjangan insentif itu, kami harap bisa tetap tumbuh double digit sampai akhir tahun,” ujarnya. 

Sementara outstanding KPR CIMB Niaga per Agustus 2021 telah mencapai Rp 37,76 triliun atau tumbuh sebesar 7,4% yoy. Dengan capaian itu, CIMB Niaga optimistis bisa mencatatkan KPR bisa di atas Rp 38,2 triliun sampai akhir tahun.

Mortgage and Secured Loan Business Head CIMB Niaga Heintje Mogi mengatakan, insentif yang diberikan pemerintah termasuk pajak telah membantu mendorong penyaluran KPR tersebut. 

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menyambut baik keputusan pemerintah memperpanjang insentif PPnBM di segmen otomotif. Hingga Juni 2021, outstanding KKB BCA masih terkoreksi 13,4% yoy menjadi Rp 36,8 triliun. Namun, tidak diungkap berapa perkembangan booking baru KKB BCA hingga saat ini. 

Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA Hera F Haryn  bilang, di tengah situasi pandemi dan kebijakan PPKM, BCA terus mendorong pertumbuhan penyaluran kredit di sektor otomotif dengan aktif melakukan inovasi, salah satunya dalam menawarkan program menarik KKB bagi nasabah. 

“KKB BCA tetap aktif berinovasi dan menghadirkan KKB Virtual Mall dengan bunga menarik, yaitu 2.77% p.a untuk tenor 1 tahun,” ujarnya.

Sedangkan KPR BCA tumbuh cukup bagus tahun ini. Hingga Agustus 2021, perseroan telah menyalurkan KPR baru sebesar Rp 20,5 triliun. 
Namun, Wakil Presiden Direktur BCA Suwignyo Budiman mengatakan outstanding KPR belum tumbuh tinggi karena di saat yang sama pelunasan KPR atau run off besar juga.

Sebagai gambaran mengenai pertumbuhan KPR BCA yang cukup bagus tahun ini,  Suwignyo menceritakan bahwa tahun 2020 merupakan yang terendah dalam hal pencapaian booking baru KPR di BCA.

Tahun 2020, total penjualan KPR baru hanya mencapai Rp 17,18 triliun, jauh lebih rendah dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp 26 triliun. Namun, rata-rata pelunasan KPR setiap tahun mencapai Rp 21 triliun. 

Itulah yang membuat oustanding KPR perseroan tahun lalu kontraksi cukup dalam. Dengan capaian penjualan KPR yang cukup baik hingga Agustus, Suwigno optimistis oustanding KPR BCA akan tumbuh bagus sampai akhir tahun.

Sumber: keuangan.kontan.co.id

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only