IMF Kritik Pemangkasan Pajak Inggris

IMF mengkritik kebijakan pemangkasan pajak oleh Pemerintah Inggris, yang membuat nilai tukar poundsterling anjlok ke level terendah.

Juru bicara IMF mengatakan kebijakan pemotongan pajak, yang terbesar di Inggris sejak awal 1970-an, kemungkinan akan meningkatkan inflasi dan ketidaksetaraan.

“Kami memahami paket fiskal yang cukup besar yang diumumkan bertujuan untuk membantu keluarga dan bisnis mengatasi lonjakan harga energi dan mendorong pertumbuhan melalui pemotongan pajak dan langkah-langkah pasokan,” kata juru bicara IMF, mengutip CNN Business, Kamis (29/9).

“Namun, mengingat tekanan inflasi yang meningkat di banyak negara, termasuk Inggris, kami tidak merekomendasikan paket fiskal yang besar dan tidak ditargetkan pada saat ini, karena kebijakan fiskal tidak bekerja dengan tujuan yang bertentangan dengan kebijakan moneter,” lanjutnya.

Pemerintahan Liz Truss belum lama ini menyatakan akan memangkas pajak sebesar 45 miliar poundsterling atau setara US$48 miliar untuk membuat ekonomi Inggris kembali pulih.

Dalam kebijakan itu, Inggris akan menghapus pajak penghasilan tertinggi bagi mereka yang berpenghasilan tinggi dan peningkatan pinjaman pemerintah untuk memangkas harga energi bagi jutaan rumah tangga dan bisnis pada musim dingin ini.

Beberapa ekonom menilai keputusan tersebut cukup sembrono. Kendati, Departemen Keuangan Inggris mencoba menenangkan kegelisahan pasar dengan berusaha meinci rencana kebijakan tersebut.


Rencananya, kebijakan akan dirinci pada 23 November dan berkomitmen untuk memastikan utang turun sebagai bagian dari PDB Inggris dalam jangka menengah.

IMF meminta Pemerintah Inggris untuk menggunakan anggaran pada November sebagai kesempatan mempertimbangkan cara-cara untuk memberikan dukungan yang lebih tepat sasaran dan mengevaluasi kembali kebijakan pajaknya.

Sementara itu, nilai tukar poundsterling sudah jatuh sejak Jumat pekan lalu. Penurunan itu disertai lonjakan biaya pinjaman Inggris.

Dengan kondisi tersebut Bank of England (BoE) diharapkan menaikkan suku bunga mendekati 6 persen dari saat ini 2,25 persen, untuk menopang mata uang dan menahan inflasi.

Imbal hasil obligasi Pemerintah Inggris 10 tahun turun tajam setelah pengumuman Bank of England pada Rabu, tetapi tetap tinggi. Mereka terakhir mendekati 4,1 persen, naik dari 2,9 persen pada awal bulan.

Sumber: cnnindonesia.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only