Ketua REI Batam Ungkap Lima Kontribusi Sektor Properti untuk Ekonomi Daerah

Jelang akhir tahun 2022, geliat sektor properti masih terus tumbuh di Kota Batam, Kepulauan Riau.

Ketua Real Estate Indonesia (REI) Kota Batam, Achyar Arfan mengungkapkan, kondisi ini tak lepas dari kemudahan regulasi yang kini dirasakan oleh para pelaku usaha properti.

Selain itu, lokasi Batam yang strategis juga masih menjadi daya tarik untuk pengembangan usaha properti.

Namun, tidak hanya berorientasi pada kepentingan profit semata, ia mengungkapkan, sektor properti juga menyumbang banyak kontribusi untuk ekonomi daerah.

Terdapat sedikitnya lima kontribusi yang tidak dapat dilepaskan dari pertumbuhan ekonomi Batam.

“Pertama, sektor properti itu padat modal, artinya kami membutuhkan modal yang banyak mulai dari proses permohonan lahan hingga pengelolaan dan manajemen,” ujar Achyar, Kamis (27/10/2022).

Menurutnya, dengan semakin ketatnya persaingan usaha properti saat ini, terutama di Batam, para pengembang justru berlomba-lomba meningkatkan kualitasnya, serta membangun produk dengan konsep dan perencanaan yang lebih jelas.

Hal ini dapat berdampak positif terhadap pembangunan di Batam.

Selain padat modal, sektor properti juga padat karya.

Artinya, proyek pembangunan properti dapat menyerap tenaga kerja yang cukup besar.

Ini dapat berkontribusi dalam mengurangi pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di lokasi daerah yang sedang dibangun.

“Pembangunan satu unit rumah saja setidaknya membutuhkan lima orang pekerja. Bayangkan, tiap pembangunan 1 juta unit dalam waktu singkat, dapat menyerap sekitar 5 juta pekerja, dan memberi nafkah kepada para anggota keluarga masing-masing pekerja itu,” jelas Achyar.

Sektor properti juga memberikan dampak berganda atau multiplier effect yang besar.

Properti, sebagai lokomotif ekonomi, dapat menggerakkan pertumbuhan industri dan jasa lainnya, seperti industri material dan bahan bangunan, serta jasa kenotarisan, pemasaran dan pengelolaan lingkungan.

Ada sekitar 170 industri yang ikut terimbas dampak positif akibat kegiatan usaha di sektor properti di Indonesia.

Sampai saat ini, trennya, para perusahaan properti rata-rata lebih memilih produk-produk industri dalam negeri, terutama untuk material bahan bangunan seperti genteng, semen dan pasir.

“Kontribusi keempat, tentunya kami juga mendukung penerimaan negara dan daerah, dalam bentuk pajak pertambahan nilai (PPN), pajak penghasilan (PPh), bea balik nama (BBN), pajak bumi dan bangunan (PBB), serta bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB),” tambah Achyar.

Selanjutnya, pertumbuhan sektor properti juga memunculkan wirausaha baru di bidangnya.

Contohnya, perusahaan-perusahaan properti yang saat ini sudah tergabung dalam REI saja jumlahnya sudah mencapai lebih dari 7.000 pengembang yang turut berperan dalam penyediaan hunian di tanah air. 

Sumber: batam.tribunnews.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only