Sri Mulyani Beberkan Penerimaan Pajak Semester I

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, penerimaan perpajakan pada semester I-2023 mencapai Rp 1.105,2 triliun. Angka tersebut terbagi dalam penerimaan pajak Rp 970 triliun, serta kepabeanan dan cukai Rp 135,4 triliun.

Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2022 (year on year/yoy), penerimaan pajak tumbuh 9,9%. Sedangkan penerimaan kepabeanan dan cukai mengalami kontraksi 18,8%.

“Inilah yang kami baca sebagai sebuah pencapaian, namun perlu kewaspadaan karena semenjak Juni 2023 sampai akhir tahun diperkirakan trennya mulai normalisasi atau cenderung melemah,“ ungkap Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR, Senin (10/7/2023).

Bila dirinci untuk penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) 26 hanya mencapai Rp 32,6 triliun pada semester I-2023. Angka ini lebih rendah dari periode yang sama tahun 2022 yang saat itu mencapai Rp 45,7 triliun.

Realisasi PPh 21 sebesar Rp 91 triliun pada semester I-2023. Realisasi ini lebih rendah dari semester I-2022 yang saat itu mencapai Rp 107,7 triliun. Kinerja PPh 21 dipengaruhi peningkatan utilisasi dan upah tenaga kerja.

“PPh 21 kontributor terpenting dalam penerimaan pajak juga terkumpul Rp 91 triliun dengan pertumbuhan yang masih double digit 18,3%. Ini hampir mirip dengan tahun lalu yang masih tumbuh 19,3%,” kata Sri Mulyani.

Realisasi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dalam negeri sebesar Rp 175,6 triliun. Angka ini lebih rendah dari posisi semester I-2022 yang mencapai Rp 217 triliun. PPN dalam negeri ditopang oleh peningkatan produksi dan konsumsi domestik yang stabil.

“Jadi PPN dalam negeri termasuk kontributor terbesar di dalam penerimaan pajak sudah terkumpul Rp 175,6 triliun,” kata dia.

Adapun realisasi PPh badan mencapai Rp 209 triliun pada semester I-2023. Angka ini lebih rendah dari semester I-2022 yang sebesar 263,7 triliun. Kinerja PPh badan didukung profitabilitas usaha dan dampak harga komoditas yang bertahan tinggi pada 2022.

“PPh badan menjadi kontributor terbesar dalam penerimaan pajak telah terkumpul Rp 209 triliun,” imbuh Sri Mulyani.

Selanjutnya, realisasi PPN impor senilai Rp 124,2 triliun pada semester I-2023. Kinerja PPN impor dipengaruhi perlambatan aktivitas impor. “Untuk PPN impor ini yang kita waspadai karena dengan pelemahan perdagangan internasional terlihat PPN impor mengalami kontraksi 0,4%. Tahun lalu, PPN impor tumbuh sangat tinggi yaitu 44,7%,” tutur dia.

Kemudian, realisasi penerimaan bea cukai sebesar Rp 135,4 triliun pada semester I-2023. Angka ini menunjukkan kontraksi 18,8% dibandingkan periode yang sama tahun 2022. Sedangkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai Rp 302,1 triliun (68,5%) atau tumbuh 5,5% (yoy). Alhasil, total pendapatan negara mencapai Rp 1.407,9 triliun (57,2% dari target) atau tumbuh 5,4% (yoy).

Sumber : investor.id

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only