Soal PNBP, Sri Mulyani: Cerita Positif meskipun Trennya Kita Waspadai

JAKARTA, Kementerian Keuangan mencatat realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) pada semester I/2023 senilai Rp302,1 triliun. Nilai itu sudah mencapai 68,5% dari target senilai Rp441,4 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan penerimaan PNBP tersebut mengalami pertumbuhan sebesar 5,5%. Menurutnya, kinerja PNBP masih cukup baik meskipun terdampak penurunan harga berbagai komoditas.

“Dari sisi PNBP, kita masih mendapatkan cerita positif meskipun trennya kita waspadai,” katanya, dikutip pada Rabu (12/6/2023).

Sri Mulyani mengatakan realisasi PNBP pada semester I/2023 mulai terdampak oleh penurunan harga berbagai komoditas global. Kondisi itu utamanya tercermin dari pendapatan PNBP sumber daya alam (SDA) migas yang realisasinya senilai Rp60,1 triliun atau kontraksi 19,9%.

Kontraksi tersebut utamanya disebabkan oleh penurunan harga Indonesian Crude Price (ICP) sebesar 27,8% menjadi US$75,2 per barel. Selain itu, lifting gas juga turun 0,1%, sedangkan lifting minyak masih tumbuh 0,3%.

Menurutnya, kinerja tersebut berbanding terbalik dengan kondisi periode yang sama 2022. Pada semester I/2022, realisasi PNBP SDA migas mengalami pertumbuhan 87,9%.

Kemudian, PNBP SDA nonmigas tercatat senilai Rp78,3 triliun atau tumbuh 94,7% karena dipengaruhi tarif iuran produksi/royalti dan harga batu bara yang masih bertahan meski trennya menurun pada sebulan terakhir. Realisasi PNBP SDA nonmigas itu setara 120,8% dari target pada APBN.

“PNBP SDA nonmigas kita masih membukukan pertumbuhan yang tinggi hingga semester I/2023. Namun tren ini kita perkirakan bertahan di semester II/2023,” ujarnya.

Pada PNBP dari kekayaan negara dipisahkan, Sri Mulyani menyebut realisasinya senilai Rp42,4 triliun atau tumbuh 19,4%. Realisasi ini ditopang setoran dividen BUMN, terutama sektor perbankan.

Sementara pada PNBP lainnya, realisasinya senilai Rp83 triliun atau terkontraksi 5,5%. Penurunan ini disebabkan penurunan pendapatan dari kementerian/lembaga. Selain itu, ada pengaruh dari penerimaan dari penjualan hasil tambang dan DMO semester I/2023 yang relatif lebih rendah.

Adapun untuk PNBP dari BLU, realisasinya Rp38,4 triliun atau kontraksi 19,8%. Kontraksi ini utamanya berasal dari pengelolaan dana perkebunan kelapa sawit.

“Inilah yang merupakan gambaran semester I/2023 yang masih sangat baik, apalagi dilihat dibandingkan ekonomi dunia. Namun, harus kita waspadai karena trennya mengalami koreksi yang cukup signifikan,” imbuh Sri Mulyani.

Sumber : ddtc.co.id

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only