Diramal Bisa Menang Lawan Dolar AS, Ini Pendorong Rupiah Perkasa

Jakarta. Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi memperkirakan nilai tukar (kurs) rupiah berpotensi menguat pada perdagangan hari ini. Ini didorong dari berbagai sentimen dan faktor, di antaranya langkah kebijakan yang ditempuh bank sentral.

“The Fed memperkirakan suku bunga akan lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama dan pemotongan yang lebih sedikit pada tahun 2024. Karena itu, The Fed mempertahankan suku bunga stabil pada kisaran 5,25 persen hingga 5,50 persen, seperti yang diperkirakan secara luas,” ungkap Ibrahim dalam analisis harian, dikutip Jumat, 22 September 2023.

Namun demikian, lanjut Ibrahim, Ketua Jerome Powell memperingatkan peningkatan inflasi dan ketahanan pasar tenaga kerja baru-baru ini memberi The Fed lebih banyak ruang untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi. Powell juga meningkatkan kemungkinan setidaknya satu kali kenaikan suku bunga lagi pada tahun ini.

Pidato Powell memberikan nada yang jauh lebih hawkish daripada perkiraan pasar, dan Ketua The Fed juga memperkirakan bahwa pidato AS akan lebih hawkish daripada yang diperkirakan pasar. Suku bunga akan menjadi tren sekitar 5,1 persen hingga 2024.

“Perkiraan tersebut menunjukkan hanya ada dua potensi penurunan suku bunga tahun depan, yang mana lebih kecil dari empat penurunan suku bunga yang diperkirakan pasar,” papar dia.

Selain itu, data yang dirilis pada Rabu menunjukkan tingkat inflasi Inggris yang tinggi secara tak terduga melambat pada Agustus, menimbulkan pertanyaan tentang seberapa tinggi bank sentral akan menaikkan suku bunganya.

Pelaku pasar sangat condong ke arah kenaikan suku bunga BoE lagi pada Kamis untuk yang ke-15 kalinya, namun ekspektasi dengan cepat berubah setelah data tersebut.

Kemudian, fokus pasar juga tertuju pada langkah-langkah stimulus lebih lanjut dari Tiongkok, dengan Bank Sentral Tiongkok (PBOC) juga menyatakan siap untuk memberikan lebih banyak dukungan moneter, jika diperlukan.

“Namun PBOC mempertahankan suku bunga pinjamannya tidak berubah pada Rabu, karena mereka kesulitan mencapai keseimbangan antara mendorong pertumbuhan ekonomi dan mencegah pelemahan yuan,” papar dia.

Laporan penerimaan pajak direspons positif

Di sisi lain Ibrahim mengungkapkan, pelaku pasar merespons positif tentang laporan pemerintah tentang penerimaan pajak negara sampai dengan Agustus 2023 yang mencapai Rp1.246,97 triliun atau 72,58 persen dari target Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2023. Hal tersebut sesuai dengan target pemerintah dalam penerimaan pajak.

Adapun jumlah penerimaan pajak negara itu berasal dari PPh Non Migas sebesar Rp708,23 triliun, naik 7,06 persen atau mencapai 81,07 persen dari target APBN, PPN dan PPnBM sebesar Rp447,58 triliun atau naik 8,14 persen atau 64,28 persen dari target APBN.

Kemudian, PBB dan pajak lainnya sebesar Rp11,64 triliun, turun 12,01 persen atau sudah 29,10 persen dari target APBN. Sementara PPh Migas sebesar Rp49,51 triliun, turun 10,58 persen atau sudah mencapai sebanyak 80,59 persen dari target APBN.

“Ke depannya kinerja penerimaan pajak akan melambat dibandingkan tahun sebelumnya terutama disebabkan penurunan signifikan harga komoditas, penurunan nilai impor, dan tidak berulangnya kebijakan PPS (Program Pengungkapan Sukarela). Lebih lanjut, dari sisi jenis pajak seluruh jenis pajak masih tumbuh positif dengan dinamika periodik yang bervariasi,” papar Ibrahim.

Secara rinci, PPh 21 tumbuh 17,4 persen sejalan dengan utilisasi tenaga kerja dan tingkat upah yang baik. Kemudian, PPh Orang Pribadi tumbuh 2,2 persen dan PPh Badan tumbuh 23,2 persen, PPh 26 tumbuh 25,3 persen, PPN dalam negeri tumbuh 15,5 persen.

Sedangkan, terjadi kontraksi pada PPh 22 impor sebesar minus 6,0 persen, PPh Final terkontraksi minus 39,4 persen, dan PPN Impor sebesar minus 4,7 persen.

Melihat berbagai perkembangan tersebut, Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan hari ini akan bergerak secara fluktuatif. Meskipun begitu, mata uang Garuda tersebut akan ditutup menguat tipis.

“Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat tipis di rentang Rp15.350 per USD hingga Rp15.410 per USD,” ungkap Ibrahim.

Sumber: medcom.id

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only