Top 5 News BisnisIndonesia.id: Negosiasi Pajak Global hingga Tren Laba Bank Digital

Kerangka Kerja Inklusif OECD/G20 terkait Base Erosion and Profit Shifting (BEPS) telah menyelesaikan negosiasi mengenai instrumen multilateral yang akan memfasilitasi penerapan pajak minimum global. Hal ini membuat Indonesia memiliki potensi penerimaan pajak baru dari perusahaan multinasional.

Berita tentang rampungnya negosiasi pajak global menjadi salah satu berita pilihan editor BisnisIndonesia.id. Selain berita tersebut, sejumlah berita menarik lainnya turut tersaji dari meja redaksi BisnisIndonesia.id.

Berikut ini highlight Bisnisindonesia.id, Kamis (5/10/2023):

1. Negosiasi Pajak Global Rampung, Indonesia Siap Untung

Indonesia berpeluang mendapatkan sumber penerimaan baru setelah OECD/G20 menyelesaikan negosiasi mengenai instrumen multilateral yang melindungi hak negara berkembang atas pajak perusahaan multinasional dalam konteks transaksi internal grup lintas negara seperti dividen dan deposito serta jasa. 

Dengan penyelesaian negosiasi itu, pemerintah bisa melakukan topup pajak. Secara konkrit, Indonesia dan negara berkembang lainnya bisa mengutip selisih dari tarif pajak yang berlaku di negara domisili dengan basis tarif minimum sebesar 9%. Misalnya, investor luar negeri menerima dividen yang beroperasi di Indonesia dengan tarif di negara domisili sebesar 2%, selisih antara 9% dan 2% itu yang bisa dipungut Ditjen Pajak.

Kerangka Kerja Inklusif OECD/G20 terkait Base Erosion and Profit Shifting (BEPS) telah menyelesaikan negosiasi mengenai instrumen multilateral yang akan memfasilitasi penerapan pajak minimum global.

Instrumen multilateral tersebut akan melindungi hak negara-negara berkembang yang memastikan perusahaan multinasional membayar pajak minimum atas berbagai transaksi intra-grup lintas negara, termasuk untuk jasa.

2. Menanti Efek Ambisi Emiten Batu Bara di Penghiliran

Sejumlah strategi dilakukan emiten baru bara untuk lebih gencar diversifikasi dan mendorong penghiliran. Mengingat, komoditas emas hitam tersebut selama ini menjadi salah satu sasaran utama untuk dihentikan konsumsinya. 

Teranyar, untuk mengurangi eksposur dalam bisnis batu bara dan meningkatkan portofolio investasi non-batu bara, misalnya PT Indika Energy Tbk. (INDY) melepas aset-aset yang berkaitan dengan batu bara. Dalam hal ini, INDY melepas tambang batu bara PT Multi Tambangjaya Utama (MUTU) kepada emiten milik Prajogo Pangestu, PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN).

Lebih mendetail, berdasarkan perjanjian jual beli bersyarat (CSPA), para penjual akan menjual semua saham mereka sebanyak 2,26 miliar saham di MUTU, dan ICI bermaksud untuk mengalihkan semua hak dan kewajiban di bawah Hak Pemasaran dengan total sejumlah US$218 juta atau setara Rp3,35 trliun (kurs Jisdor Rp15.383 per dolar AS).

Menyoal hal tersebut, CEO dan Wakil Presiden Direktur INDY Azis Armand berujar penjualan kepemilikan saham di MUTU adalah bagian dari strategi INDY sebagai perusahaan investasi dengan portofolio bisnis yang beragam.  Strategi tersebut ditekankan untuk mengurangi eksposur dalam bisnis batu bara dan meningkatkan portofolio investasi non-batu bara.

3. Pandangan JP Morgan di Saham GOTO Efek TikTok Shop Disetop

Resmi ditutupnya TikTok Shop dapat menjadi katalis positif bagi saham emiten e-commerce atau digital seperti  GoTo, Blibli, dan Bukalapak.  Menurut JP Morgan, hal tersebut sejalan untuk menuju profitabilitas dengan pertumbuhan yang berkelanjutan.

Tim Riset JP Morgan mengatakan kebijakan tersebut seharusnya meningkatkan dinamika persaingan e-commerce di Indonesia. JP Morgan mencatat TikTok tidak akan lagi memfasilitasi transaksi e-commerce setelah TikTok Shop mulai  tutup pada 4 Oktober 2023 pukul 17.00 WIB untuk mematuhi Peraturan Kementerian Perdagangan Nomor 31/2023 yang baru disahkan. Meski tak dapat melakukan transaksi, penjual dapat menggunakan TikTok sebagai platform promosi produk.

JP Morgan melihat peraturan ini sebagai peluang bagi pemain yang sudah ada untuk mengurangi biaya promosi dan kembali ke strateginya untuk berfokus pada profitabilitas. “Hal ini positif untuk dinamika persaingan dalam e-commerce di Indonesia,”kata Tim Riset JP Morgan.

Dalam situasi saat ini, JP Morgan memberikan rating overweight terhadap saham GOTO, dengan target price hingga Desember 2024 sebesar Rp135 per saham. Selain dari TikTok Shop, JP Morgan juga melihat katalis terhadap GOTO datang dari kemitraan investasi IFC sebesar US$125 juta dan investasi US$25 juta dari Franke & Company dalam bentuk obligasi yang dapat ditukar dengan harga pelaksanaan Rp135, dengan kupon semi tahunan sebesar 5 persen, jatuh tempo pada Oktober 2028. 

4. Daftar Anyar Saham Blue Chip 2023 Mercy Harga Bajaj

Deretan saham blue chip 2023 anggota indeks LQ45 masih masuk kriteria mercy harga bajaj ala investor kawakan Lo Kheng Hong. Kinerja indeks LQ45 yang menjadi wadah saham blue chip 2023 masih unggul dibandingkan dengan indeks harga saham gabungan (IHSG) memasuki awal kuartal IV/2023.

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat pergerakan indeks LQ45 menguat 2,12 persen year-to-date (ytd) 2023 hingga akhir perdagangan Senin (2/10/2023). Rapor itu outperform dibandingkan dengan IHSG dengan kenaikan 1,62 persen sepanjang periode yang sama.

Di tengah torehan kinerja mentereng, deretan saham anggota indeks LQ45 masih diperdagangkan dengan nilai price-earning ratio (PER) dan price to book ratio (PBV) rendah. 

Dalam berbagai kesempatan, investor kawakan Lo Kheng Hong kerap mengungkapkan cara menilai saham harga murah dengan valuasi sederhana. Menurutnya, pengukuran menggunakan pendekatan PER dan PBV.

5. Untung & Buntung Bank Digital, Tren Mana Bakal Berlanjut?

Emiten bank digital mencatatkan keuntungan beragam, ada yang moncer ada pula yang rugi membengkak. Lantas tren mana yang lebih dominan?. Kendati begitu, bank digital dinilai mempunyai sejumlah faktor pendorong pertumbuhan bisnis sepanjang tahun ini, salah satunya adalah permodalan.

Salah satu emiten bank digital yang mengantongi cuan adalah PT Bank Jago Tbk. (ARTO) hingga paruh pertama tahun ini. Laba bersih bank besutan Jerry Ng ini mencapai Rp40,51 miliar pada semester I/2023, tumbuh pesat 40,12 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Menyusul, PT Bank Raya Indonesia Tbk. (AGRO) juga mencatatkan laba. Meskipun, laba bank digital naungan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) tersebut turun dari Rp15,37 miliar pada Juni 2022 menjadi Rp9,27 miliar pada Juni 2023. 

Sementara itu, tercatat dua emiten bank digital masih mencatat rugi pada semester I/2023 yakni PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) dan PT Bank Aladin Syariah Tbk. (BANK). Bank Neo Commerce mencatatkan rugi bersih sebesar Rp326,77 miliar, turun drastis dari kondisi rugi bersih periode yang sama tahun sebelumnya Rp611,43 miliar.

Memiliki nasib yang sama, Bank Aladin Syariah mencatatkan rugi sebesar Rp96,2 miliar pada semester I/2023. Namun, rugi bersih BANK membengkak 19 persen yoy dari Rp80,7 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Sumber: ekonomi.bisnis.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only