Anggota DPR Ini Usulkan Insentif Pajak bagi Orang Tua Anak Disabilitas

Anggota DPR Filipina Howard Guintu mengusulkan pemberian insentif pajak bagi orang tua atau wali dari anak-anak dan remaja kebutuhan khusus.

Guintu mengatakan para orang tua atau wali umumnya mengeluarkan biaya yang lebih besar dalam mengasuh anak disabilitas. Untuk itu, sambungnya, pemerintah perlu memberikan insentif berupa pengurangan pajak dalam jumlah tertentu.

“Kami percaya orang tua dan wali ini harus diberikan bantuan untuk mendukung mereka mengasuh anak-anak disabilitas,” katanya, dikutip pada Minggu (12/2/2023).

Guintu menjelaskan pemberian insentif pajak tersebut sudah diusulkan melalui RUU 6960 pada 30 Januari 2023. Dalam usulannya, wajib pajak yang memenuhi kriteria dapat diberikan pengurangan penghasilan bruto senilai PHP50.000 atau sekitar Rp13,8 juta.

Biaya yang dapat dijadikan pengurang penghasilan bruto, yaitu biaya pendidikan di sekolah swasta, terapi, evaluasi diagnostik oleh profesional medis, layanan bimbingan belajar, transportasi ke sekolah atau fasilitas medis, dan bahan instruksional khusus.

Pemerintah dan DPR sebenarnya sudah memulai langkah yang baik dengan mengesahkan UU 11650 tentang layanan inklusif untuk penyandang disabilitas pada Maret 2022. Namun, kebijakan untuk meringankan beban hidup kelompok disabilitas perlu terus diberikan.

“Penting untuk dicatat, orang tua dan wali sah dari anak-anak berkebutuhan khusus ini melakukan upaya ekstra untuk memastikan anak-anak mereka dapat menjalani kehidupan dengan baik dan produktif,” ujar Guintu.

Sebagai informasi, Filipina memiliki undang-undang anak dengan kebutuhan khusus sebagai orang di bawah usia 18 tahun yang mengalami kendala dari sisi mental dan fisik sehingga membutuhkan pendidikan dan layanan khusus untuk rehabilitasi.

Anak disabilitas ini antara lain anak-anak dengan keterbelakangan mental, intelektual, atau ketidakmampuan belajar; autisme; gangguan penglihatan atau pendengaran; cacat ortopedi atau fisik; cacat bicara; serta mereka yang memiliki masalah perilaku atau menderita cedera otak traumatis.

Guintu menjelaskan anak disabilitas berbeda ketimbang rata-rata anak dalam hal karakteristik mental, kemampuan sensorik, karakteristik neuro-otot atau fisik, serta atribut sosial sehingga memerlukan layanan pendidikan khusus untuk mengembangkannya kemampuannya secara maksimal.

Selain itu, anak-anak disabilitas tersebut juga memiliki berbagai kebutuhan yang lebih banyak seperti untuk tes medis yang rutin, rawat inap di rumah sakit, peralatan, dan akomodasi untuk penyandang disabilitas.

“Selain kebutuhan medis dan terapi, mereka juga membutuhkan perhatian khusus untuk pendidikan mereka. Pemerintah harus membantu orang tua atau wali yang sah dalam mengangkat kehidupan anak-anak mereka,” tutur Guintu seperti dilansir pna.gov.ph

Sumber : ddtc.co.id

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only