BKF Sebut Insentif Pajak DHE SDA pada Instrumen Rupiah Ditambah

Pemerintah akan menambah insentif pajak untuk penempatan devisa hasil ekspor (DHE) sumber daya alam (SDA) dalam rupiah di dalam negeri.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu mengatakan tahap harmonisasi
rancangan peraturan pemerintah (RPP) perlakuan pajak penghasilan (PPh) atas
penempatan DHE SDA pada instrumen moneter/keuangan sudah selesai.

“Pokok utamanya adalah terutama ada tambahan insentif kalau ditaruh di instrumen
rupiah. Itu cukup berbeda,” ujarnya dalam konferensi pers APBN Kita, dikutip pada
Senin (29/4/2024).

Seperti diketahui, saat ini, insentif pajak atas penempatan DHE di dalam negeri berdasarkan pada PP 123/2015. Sesuai dengan PP 123/2015, tarif PPh final atas bunga deposito penempatan DHE jauh lebih rendah ketimbang tarif normal sebesar 20%.

Bunga deposito mata uang dolar AS yang bersumber dari DHE dikenai PPh final
dengan tarif hanya sebesar 10% untuk penempatan dalam jangka waktu 1 bulan, 7,5% untuk jangka waktu 3 bulan, 2,5% untuk jangka waktu 6 bulan, dan 0% untuk jangka waktu lebih dari 6 bulan.

Sementara itu, bunga deposito mata uang rupiah yang bersumber dari DHE dikenai
PPh finalnya sebesar 7,5% untuk penempatan dalam jangka waktu 1 bulan, 5% untuk
jangka waktu 3 bulan, dan 0% untuk jangka waktu 6 bulan atau lebih.

Selain akan menambah insentif, RPP yang baru juga akan mengakomodasi penambahan instrumen penempatan DHE SDA. Seperti diketahui, PP 36/2023 telah mewajibkan eksportir untuk menempatkan DHE SDA dalam rekening khusus paling sedikit sebesar 30%.

Penempatan itu dalam jangka waktu 3 bulan. Kewajiban mulai 1 Agustus 2023 tersebut berlaku untuk eksportir yang memiliki DHE SDA dengan nilai ekspor pada pemberitahuan pabean ekspor (PPE) minimal US$250.000 atau nilai yang setara.

PP 36/2023 pun turut mengatur pemberian insentif agar eksportir tetap untung ketika memarkirkan DHE SDA di dalam negeri. Sebagai implementasi PP 36/2023, Bank Indonesia juga telah menetapkan 7 jenis instrumen yang dapat digunakan untuk menempatkan DHE SDA.

Ketujuh instrumen itu adalah rekening khusus DHE SDA, deposito valas bank, term
deposit valas DHE SDA, promissory notes Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia
(LPEI), penempatan deposito valas yang dapat dimanfaatkan menjadi agunan kredit
rupiah, swap valas nasabah-bank, serta swap valas bank-BI.

“[Dalam RPP ada juga] penambahan instrumen yang mendapatkan insentif tersebut,
seperti term deposit valas Bank Indonesia dan juga promissory notes LPEI,” kata
Febrio.

Sumber : news.ddtc.co.id

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only