Dear Investor, Pasang Sabuk Pengaman, IHSG Mau Lepas Landas!

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membukukan penguatan 0,87% ke 5.159,45, pada perdagangan Selasa kemarin.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi beli bersih sebesar Rp 300 miliar di pasar reguler dengan nilai transaksi menyentuh Rp7,5 triliun.

Ekspansi sektor manufaktur global menjadi pendongkrak penguatan IHSG, tetapi fokus pelaku pasar tertuju pada pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS), yang hasilnya bisa diketahui hari ini, Rabu (4/11/2020).

Survei sebelum pilpres AS menunjukkan calon dari Partai Demokrat, Joseph ‘Joe’ Biden, unggul dari petahana dari Partai Republik, Donald Trump. Kemenangan Biden bisa memberikan dampak positif ke IHSG, sebab perang dagang AS-China kemungkinan akan berakhir.

Seperti diketahui, perang dagang AS-China yang dikobarkan oleh Presiden Trump sejak tahun 2018 membuat perekonomian global mengalami pelambatan signifikan, termasuk juga pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melambat.

Ketika perang dagang kedua negara berakhir tentunya akan menjadi kabar baik yang dapat mengangkat sentimen pelaku pasar, dan kembali masuk ke aset-aset beresiko. IHSG pun berpotensi melesat.

Hasil riset JP Morgan yang dirilis pada 29 Oktober lalu juga menunjukkan pasar saham maupun mata uang negara-negara emerging market akan diuntungkan jika Biden menjadi orang nomor 1 di Negeri Paman Sam. Sebab kebijakan perdagangan yang diambil dikatakan kurang impulsif.

Selain berakhirnya perang dagang, jika Biden dan Partai Demokrat akhirnya berkuasa, pajak korporasi di AS akan dinaikkan. Hal itu justru berdampak bagus bagi Indonesia, sebab berpotensi membuat para investor akan mengalirkan modalnya ke negara emerging market seperti Indonesia.

Kemudian, dari segi stimulus fiskal, Biden tentunya akan menggelontorkan dengan nilainya lebih besar ketimbang Trump dan Partai Republik.

Secara teknikal, IHSG pada hari Senin berbalik naik setelah nyaris menyentuh support (batas bawah) di 5.070 sampai 5.060, yang juga merupakan rerata pergerakan 100 hari (moving average/MA100) yang ditunjukkan garis warna oranye muda.

Setelah mendekati level tersebut, IHSG langsung rebound yang menjadi indikasi support kuat.

IHSG kini bergerak di atas rerata pergerakan 50 hari (moving average/MA50), MA 100 dan MA 200, yang bisa memberikan momentum penguatan.

Resisten berada di kisaran 5.163 yang merupakan Fibonnaci Retracement 50%.

Fibonnaci tersebut ditarik dari level tertinggi September 2019 di 6.414 ke level terlemah tahun ini 3.911 pada grafik harian.

jkseGrafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

Jika resisten tersebut mampu ditembus dengan konsisten, IHSG berpeluang melesat ke 5.200. Target selanjutnya jika level tersebut juga dilewati adalah 5.230.

Indikator Stochastic pada grafik 1 jam berada di wilayah jenuh beli (overbought)

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

jkseGrafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

Stochastic yang berada di wilayah overbought (jenuh beli) berisiko memicu koreksi, selama tertahan di bawah level 5.163.

Support berada di kisaran 5.105, jika ditembus IHSG berisiko melemah menuju ke support 5.060, sebelum menuju level psikologis 5.000.

Sumber : cnbcindonesia.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only